Dulu, sewaktu masih duduk di kelas 1 dan 2 SMA, ingin sekali rasanya membuat film dokumenter mengenai pengalaman belajar di SMA, mengenai guru-gurunya, dan mengenai sahabat-sahabat semua yang ada disana. Namun, impian itu kiranya tak dapat diwujudkan karena terkendala peralatan.
Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan
kenyataan. Istilah "dokumenter" pertama digunakan dalam resensi film
Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh The Moviegoer, nama samaran
John Grierson, di New York Sun pada tanggal 8 Februari 1926.
Walaupun film dokumenter berbeda dengan film fiksi, namun
tetap dibutuhkan sebuah tahapan yang terstruktur dalam proses pembuatannya. Hal
ini penting untuk menjadi panduan bagi semua crew yang terkait dalam pemrosesan
film dokumenter kita. Berikut langkah-langkah
yang dilakukan dalam tahap pra produksi:
A. Menentukan ide
Ide dalam membuat film dokumenter tidaklah harus pergi
jauh-jauh dan memusingkan karena ide ini bisa timbul dimana saja seperti di
sekeliling kita, di pinggir jalan, dan kadang ide yang kita anggap biasa ini
yang menjadi sebuah ide yang menarik dan bagus diproduksi. Jadi mulailah kita
untuk berfikir supaya peka terhadap kejadian yang terjadi.
Setelah ide ditemukan, langkah selanjutnya adalah
mengorganisir ide tersebut. Salah satu cara dalam menemukan mengorganisir ide
yang tepat dalam pembuatan film dokumenter menurut kami adalah menggunakan
metode mind mapping atau peta pikiran.
Mind Mapping adalah sebuah cara mencatat dengan memanfaatkan
bagaimana otak bekerja. Teknik ini diperkenalkan oleh Tony Buzan, seorang ahli
dan penulis produktif di bidang psikologi, kreativitas dan pengembangan diri.
Menurut Buzan, otak bekerja dengan gambar dan asosiasi, dan cara mencatat Mind
Mapping juga mengandalkan gambar dan asosiasi tersebut. Untuk membuat mind map
tidak sulit. Yang Anda butuhkan adalah:
- Kertas putih bersih. Disarankan menggunakan kertas yang
cukup lebar kira-kira ukuran A4. Jangan gunakan kertas bergaris karena akan
mengganggu gambar yang kita buat
- Pensil, spidol warna-warni
Berikut contoh langkah sederhananya:
- Tulis judul atau ide di tengah-tengah kertas dan beri gambar
yang sesuai untuk memudahkan mengingat judul tersebut.
- Buat cabang utama sebagai pengembangan yang terkait ide kita
tadi.
- Teruskan dengan membuat cabang-cabang utama lainnya dan
gunakan warna berbeda.
- Ingat! Beri label setiap cabang hanya dengan kata kunci saja.
Semakin sedikit semakin baik. Kita mencatat bukan untuk menghafal melainkan
untuk memahami dengan bahasa kita sendiri.
- Selanjutnya dari tiap cabang buat sub cabang untuk hal-hal
yang saling berhubungan.Gunakan garis-garis lengkung dan alur yang nyaman menurut
kita. Tidak ada aturan khusus dalam membuat mind mapping sebab kita-lah sang
seniman.
- Jika ada hal-hal yang berhubungan pada sub yang berbeda,
kita bisa menarik garis sebagai pengingat adanya kaitan antara kedua hal
tersebut.
Setelah menggambarkan mind mapping kita, maka kita sudah
memiliki elemen-elemen penting yang sangat diperlukan sebagai pedoman untuk
memasuki tahap produksi berikutnya. Namun sebelum dilanjutkan, coba luangkan
waktu lagi untuk merumuskannya dalam satu paragraf pendek yang bisa merangkum
semua informasi utama yang akan menjadi pedoman kita dalam membuat film
dokumenter.
Usahakan paragraf itu tidak lebih dari dua atau setidaknya
tiga kalimat pendek saja. Semakin pendek paragraf tersebut memperlihatkan
semakin fokusnya kita melihat persoalan yang akan kita angkat dalam film
dokumenter tersebut. Kalau hal tersebut sudah kita lakukan, maka kita sudah
memiliki apa yang sering disebut film statement atau hipotesa kerja anda dalam
melakukan penelusuran di tahap riset yang lebih mendalam, maupun di tahap
pengumpulan gambar dan suara yang utamanya dilakukan pada tahap shooting nanti.
Berikut contoh dari sebuah film statement dari sebuah film
karya Fajar Nugroho berjudul Jogja Need A Hero:
“Sebuah kota yang tengah bersiap menghadapi
bencana dan kepanikan masyarakat Yogya. Kepada
siapa mereka meminta pertolongan? Siapa yang akan
datang menjadi pahlawan? Bagaimana jika badai tak
jadi datang?”
B. Membuat Treatment atau Outline
Outline disebut juga script dalam bahasa teknisnya. Script
adalah cerita rekaan tentang film yang kita buat. Script juga suatu gambar
kerja keseluruhan kita dalam memproduksi film, jadi kerja kita akan lebih
terarah. Ada beberapa fungsi script, antara lain:
Pertama script adalah alat struktural dan organizing yang
dapat dijadikan referensi dan guide bagi semua orang yang terlibat. Jadi,
dengan script kita dapat mengkomunikasikan ide film ke seluruh crew produksi.
Oleh karena itu script harus jelas dan imajinatif.
Kedua, script penting untuk kerja kameramen karena dengan
membaca script kameramen akan menangkap mood peristiwa ataupun masalah teknis
yang berhubungan dengan kerjanya kameramen.
Ketiga, script juga menjadi dasar kerja bagian produksi,
karena dengan membaca script dapat diketahui kebutuhan dan yang kita butuhkan
untuk memproduksi film.
Keempat, script juga menjadi guide bagi editor karena dengan
script kita bisa memperlihatkan struktur flim kita yang kita buat. Kelima,
dengan script kita akan tahu siapa saja yang akan kita wawancarai dan kita
butuhkan sebagai narasumber.
Treatment disusun berdasarkan hasil riset awal kita (baik
langsung maupun tak langsung) dan berdasarkan rumusan ide kita dalam bentuk
film statement yang diuraikan secara deskriptif (bukan tematis) tentang
bagaimana rangkaian cerita atau peristiwa nantinya di garap. Dalam penyusunan
treatment yang terpenting adalah kekuatan dari kemerdekaan pikiran untuk
berimjinasi. Bayangkan dalam pikiran anda konsep visual apa yang mau ditawarkan
pada penonton, bayangkan diri kita menjadi seorang subjek (pemeran) dan
bayangkan juga sebagai pengamat subjek.
C. Membuat Shooting List dan Shooting Schdule
Dalam langkah keempat ini ada dua yang harus kita catat
yaitu shooting list dan shooting schedule. Shooting list yaitu catatan yang
berisi perkiraan apa saja gambar yang dibutuhkan untuk flim yang kita buat.
jadi saat merekam kita tidak akan membuang pita kaset dengan gambar yang tidak
bermanfaat untuk film kita. Berikut contoh sederhana dari shooting list:
Shot 1 : Establish Shot pengunjuk rasa
Shot 2 : Medium Shot satu kelompok pengunjuk rasa
Shot 3 : Close Up beberapa sepanduk
Shot 4 : Medium Close Up beberapa pengunjuk rasa
Shot 5 : Close Up wawancara koordinator lapangan
Shot 6 : Medium Shot pengunjuk rasa
Sedangkan shooting schedule adalah mencatat atau
merencanakan terlebih dahulu jadwal shooting yang akan kita lakukan dalam
pembuatan film.
D. Editing Script
Langkah kelima ini sangat penting dalam pembuatan film.
Biasa orang menyebutnya dengan pasca produksi dan ada juga yang bilang film ini
terjadinya di meja editor. Dalam melakukan pengeditan kita harus menyiapkan
tiga hal adalah menbuat transkip wawancara, membuat logging gambar, dan membuat
editing script. Dalam membuat transkipsi wawancara kita harus menuliskan secara
mendetail dan terperinci data wawancara kita dengan subjek dengan jelas.
E. Logging Gambar
Logging gambar ini maksudnya, membuat daftar gambar dari
kaset hasil shooting dengan detail, mencatat team code-nya serta di kaset
berapa gambar itu ada. Terakhir ini merupakan tugas filmmaker yang membutuhkan
kesabaran karena membuat editing script ini kita harus mempreview kembali hasil
rekaman kita tadi ditelevisi supaya dapat melihat hasil gambar yang kita ambil
tadi dengan jelas. Dengan begitu kita akan mebuat sebuah gabungan dari Outline
atau cerita rekaan menjadi sebuah kenyataan yang dapat menjadi petunjuk bagi
editor. Untuk lebih mudah dalam proses pembuatan dokumenter, buatlah format
pengisian seperti contoh berikut:
KOP ORGANISASI
Program :
Basis Data
Divisi
: Kampanye
Sutradara : …………
Produser
: …………
Produser Penyelia
: …………
Editor : …………
Kameramen : …………
1. Judul :
………………………………………………………………………………………
2. Ide :
………………………………………………………………………………………
3. Film
Statement :
………………………………………………………………………………………
4. Shooting
List :
1.
……………………………………………………………………………………
2.
……………………………………………………………………………………
3.
……………………………………………………………………………………
4.
……………………………………………………………………………………
Artikel diatas disunting dari sumber : Ini. Semoga bermanfaat
~(‾⌣‾~) ♬ℓα ℓα ℓα ♬(~‾⌣‾)~