Sajak sajak Emily Dickinson
~>lahir 10 Desember 1830 di Amherst ,Amerika serikat .Ia merupakan penyair perempuan Amrik yang sangat berpengaruh di abad 19.Diterjemahkan oleh Edo Virama Putra dari antology American literature.
JSebuah kitab
Tiada bahtera seperti kitab
Mengantar kita jauh,
Pun jalan bagaikan sebuah halaman
Sajak berjingkrak-jingkrak.
Lintasan ini mungkin paling sulit dilewati
Tanpa himpitan cukai
Betapa hemat kereta pertempuran
Beruang itu jiwa manusia!
JAmbisi tak mampu menemukan lelaki
Ambisi tak mampu menemukan lelaki
Cinta pun tak mengenal
Betapa ikatan tidak jua dimana pun
Berbaring dI antara mereka sekarang.
Kemarin,tidak dibedakan!
Sekarang unggul
Selama kita saling mengasah,keabadian!
Jcahaya dimusim semi
Cahaya dimusim semi
Tak hadir ditahun ini
Mungkin dilain waktu
Ketika maret muncul pun langka
Warna berdiri menebar
Dibukit sunyi
Ilmu itu tak mampu menyusul,
Tapi manusia merasa alami.
Ia menanti di halaman rumput;
Ia muncul di pohon terjauh
Di lereng terjauh kita mengenal;
Ia hampir berujar padaku.
Kemudian,bagaikan langkah cakrawala,
Atau siang menjauh,
Tanpa formula bunyi,
Ia berlalu,dan kita tinggal:
Hilang kualitas
Mengharukan isi hati kita,
Ibarat perniagaan melanggar batas tiba tiba
Pada sebuah sakramen.
Jke surga!
Ke surga!
Aku tak tahu kapan
Do’a tak menyuruhku bagaimana!
Sungguh aku terlalu heran
Untuk memikirkan jawabanmu!
Ke surga!
Batapa suram kedengarannya!
Dan belum di wujudkan
Seyakin jemaat pulang ke rumah di malam hari
Pada pelukan tuhan!
Barangkali kau ke surga jua!
Siapa tahu?
Jika kau kesana pertama
Simpanlah sedikit jarak untukku
Mendekatlah di antara dua diriku
Jubah terkecil cocok untukku
Dan secuil “mahkota”
Ketahuilah kita tak peduli pada pakaian
Bila kita pulang keasal
Aku bahagia tak mempercayainya
Bagi yang menghentikan nafasku
Dan aku ingin melihat sejenak
Pada bumi yang begitu aneh!
Aku bahagia mereka benar percaya
Yang tak pernah aku temukan
Sejak musim gugur sore itu
Aku tinggalkan mereka di tanah.
Jdatanglah perlahan
Datanglah perlahan,
Ketaman firdaus
Bibir bibir tak berucap padamu.
Malu,isaplah melatimu,
Seperti lebah pingsan,
Menjangkau bunga terakhirnya,
Di sekitar dengung dengung bilik perempuan ,
Menghitung nektarnya-berseri-seri,
Dan hilang pada balsem!