Bersepeda dengan Kakek
Oleh: Sepri Ayu Flow.
Senja
sudah berganti malam. Bintang-bintang mulai bersinar terang di angkasa. Sepasang
kelelawar terbang di langit, mungkin mereka akan mencari makanan malam ini. Kakek
sedang menikmati secangkir kopi di teras rumah ditemani Nenek, sedangkan aku
sendiri masih asyik melamun dijendela kamar. Merenung tak jelas. Udara malam
berhembus perlahan. Dingin mulai menyeruak keseisi kamar. Tapi, aku tak
menghiraukan segalanya. Aku tak takut terserang flu atau masuk angin kerena
kelamaan berangin-angin malam. Aku masih asyik melamun sendirian.
Besok
teman-temanku pergi berlibur dengan keluarganya. Mereka akan pergi bertamasya.
Ada yang ke kebun teh, ke wahana permainan, mengunjungi Kakek dan Nenek mereka,
dan masih banyak lagi. Teman-teman bercerita panjang lebar kemarin kepadaku
mengenai liburan mereka tersebut. Aku sendiri, tidak tahu akan kemana. Yang
jelas aku tidak berlibur. Aku hanya di rumah bersama Nenek dan Kakek.
“Kreekk!”
Pintu
kamar terbuka. Spontan aku tersadar dari lamunan. Kakek sudah berdiri didepan
pintu dengan segelas susu hangat.
“Kamu
sedang apa Dimas?”
Kakek
mendekati meja belajar untuk meletakkan segelas susu hangat tersebut. Aku belum
beranjak dari jendela kamar. Masih asyik melihat-lihat langit malam.
“Hanya
melihat keindahan malam diluar Kek”
Kakek
tak segera keluar dari kamarku, beliau mendekatiku yang sedang berdiri didekat
jendela kamar.
“Kamu
sedang memikirkan apa Cu?”
Aku
segera beranjak dan pergi duduk dikasur tempat tidur. Kakek terlihat heran dengan
perlakuanku yang tidak seperti biasanya.
“Kek..
Teman-teman Dimas semuanya pergi liburan. Dimas juga ingin liburan..”
Aku
masih menunduk. Kakek tersenyum mendengar penuturanku itu. Kemudian Kakek duduk
disebelahku dan mengelus rambutku seperti biasanya.
“Kamu
ingin liburan kemana?”
“Kemana
aja Kek! Yang penting Dimas ingin keluar.. Dimas bosan di rumah terus”
“Ya
sudah.. Besok pagi jam sembilan kamu harus beres-beres. Kita akan bersepeda!”
Aku
tercengang mendengar penuturan Kakek tersebut. Bersepeda? Aku akan bersepeda dengan
Kakek? Wah! Pasti sangat menyenangkan!
“Benar
Kek?? Kita akan bersepeda??”
Kakek
tersenyum melihat raut wajahku yang sudah berubah karena kesenangan.
“Iya!
Ya sudah.. Sekarang kamu minum dulu susu yang Kakek bawakan itu dan tidur
setelahnya! Eits.. jangan lupa berdoa sebelum tidur!”
“Iya
kek! Pasti! Terima kasih ya Kek!”
Kakek
bangkit dan beranjak pergi sembari menutup pintu kamar.
Aku
baca Bismillah dan aku minum susu hangat yang di buatkan kakek tadi. Rasanya
nikmat sekali. Hari ini aku sangat senang. Besok, aku akan bersepeda dengna Kakek!
Pasti sangat menyenangkan! Bersegera aku menutup jendela dan pergi berwudhu’.
Tak lupa pula membaca doa sebelum tidur. Aku tak sabar menunggu hari esok akan
datang.
*
Aku
sudah selesai sarapan pagi bersama Nenek dan Kakek. Hari ini masakan Nenek sangat
lezat. Ayam goreng dan sayur bayam. Aku makan bahkan sangat lahap sekali karena
rasanya yang enak.
“Dimas?
Bagaimana? Kamu sudah siap?”
“Sudah
Kek!”
Kemudian
Kakek mengeluarkan sebuah sepeda dari gudang. Sepeda ontel!
“Wah!
Jadi selama ini Kakek menyimpannya di gudang?”
“Iya
Cu! Bagaimana? Masih bagus kan?”
“Iya
Kek!”
Kakek
mengelap sepedanya terlebih dahulu. Setelah bersih barulah kami bersiap-siap
memacu kendaraan roda dua ini.
“Hei!
Tunggu..”
Nenek
keluar dari rumah sangat terburu-buru.
“Ini
Dimas! Bekal untuk kamu dan Kakek!”
Ternyata
Nenek menyiapkan bekal untuk aku dan Kakek. Roti isi dan minuman ringan.
“Wah
Nenek.. Terima kasih sudah menyiapkan ini!”
“Iya..
Selama diperjalanan kamu dan Kakek tentunya haus dan lapar!”
Kemudian
Kakek dan aku pamit kepada Nenek sembari melambaikan tangan. Sepeda melaju
perlahan. Kakek sangat hebat. Umur kakek sudah 60 tahun-an masih sanggup
mengayuh sepeda ditambah lagi dengan berat badanku ini.
Kami
melaju melewati kebun kacang kedelai yang terhampar luas. Melewati sungai yang
mengalir tenang dengan ikan-ikan kecilnya. Udara sangat sejuk membelai kulit.
Kakek masih sanggup mengayuh sepeda sejauh ini. Aku sangat kagum dengan Kakek!
Selama
diperjalanan, aku juga sering bertanya dengan kakek, kakekpun senantiasa
menjawab pertanyaanku itu. Kami juga bercanda dan tertawa.
Sampailah
kami disebuh bukit. Sepeda diparkir oleh Kakek. Aku mengeluarkan isi bekal
tadi. Roti isi dan minuman ringan. Aku dan Kakek duduk disebuah batu besar
sambil menikmati bekal kami. Dari atas batu besar ini, aku bisa melihat desaku.
Rumah-rumah terlihat kecil. sawah-sawah menghijau seperti lapangan bola kaki.
Setelah
makan dan menikmati pemandangan yang terbentang, kami sepekat untuk pulang.
Minggu depan, aku dan Kakek sepakat untuk bersepeda lagi mengitari tempat yang
lain. Hari ini aku bahagia, aku tidak lagi memikirkan tentang liburanku. Bersepeda
dengan kakek juga sangat menyenangkan.
Kakek
mengayuh sepeda. Selama perjalanan pulang kami juga bernyanyi-nyanyi.
♪Kring..kring bunyi sepeda..
Sepedaku roda dua…..♪
☘
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
τнäиκ чöü for чoυя ςomment īη thīs site αnϑ ϑont forgεt to shαre.
\(ˆ▽ˆ)/