This is a story of classical motivation by Sepri Ayu Flow.With tears, from both my eyes and my heart, while remembering that story, i want to dedicated for all of you! Hands that touch me. Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.netBlinkie Graphics Generator at TextSpace.net @AyuFloww's Update: sajak
Tampilkan postingan dengan label sajak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sajak. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 20 Oktober 2012

Puisi: Peladang ditengah Kemarau Mengusung


Peladang ditengah Kemarau Mengusung
By:  Sepri Ayu Flow.

Tua renta mengepak sayap ditengah gebalau angin siang
Cangkul ditempa ditanah kemarau yang merekah, tersenyum lebar sepanjang 2 senti.
Burung layang-layang bergurau diatas sebatang pohon yang telah jadi menara
daun enggan bercokol di dahan-dahan.

Matahari terseyum jengah di atas kepala yang telah memutih –dengan garang menyilaukan mata
membuat sekujur tubuh dipenuhi butir-butir peluh bau amis menyengat.
Pak tua tetap merangkuh dengan semangat 45, cangkul menggugurkan tanah-tanah kering jadi pertikel-partikel yang berterbangan, debu.

Pak tua mengelap peluh dengan ujung baju kusam
Topi rotan dilonggarkan, membiarkan angin menjalar mendinginkan kepala yang telah menghangat.
Rona wajah memerah bercampur guratan-guratan menua

Kemarau panjang.
Tanah-tanah kehausan air, sungai mengering dan dedaunan padi menguning
Para peladang enggan ke sawah, melihat padi tumbuh merana ditengah hektar-hektar kepingan tanah.

Pak tua masih berjibaku dengan tumpukan tanah kering
partikel debu melayang-layang mengonggok dicelana, baju, beserta wajah
cangkul masih asyik mengempas-ngempas, memotong-motong tanah
segurat wajah memelas nampak jua disela rasa letih

Baju kusam semakin kusam
Pak tua berhenti merangkuh cangkul –menghadap pada matahari yang tersenyum jengah mengejek mengeluarkan lidah apinya
Pak tua balas tersenyum.


Koto Sani, 11 Juni 2012


Minggu, 14 Oktober 2012

Hanya sebingkai kata --


Np: ... 
(Bukan puisi bukan pula sajak. Entah apa)


Kau duduk disamping keyboard matic
Menyandar dengan sebatang rokok dibibir
Senyummu kaku kepadaku! tiada bernyawa sedikitpun juga!
Hanya sebuah guratan kecewa yang kudapat

Setelah semua usai, jendela dan pintu tersibak
Semuanya bubar, kecuali kau yang masih setia dengan sebatang rokok
Pencabut nyawa!

Kamu atau aku yang kecewa?
Semuanya sama! Kau tetap berlaku demikian
Cuek! Tiada senyum terindah sedikitpun juga!
O alah!
Aku tertipu.. aku benar-benar tertipu!
Sedikit memalukan memang! Tapi inilah faktanya
Aku cemburu. Aku dikekang oleh kecemburuan fana.

Jelas kau menampik semua itu
Kau anggap aku hanya sebangsa itik buruk rupa
Si buruk rupa yang selalu menghayal di awang-awang!

Jelas sekali kau kecoh aku
Kau boleh mainkan berbagai lagu pengundang rindu
Tapi dalam hatimu? Sama saja! semua tak berlaku!

Ini baru awal? Atau sudah diambang akhir?
Aku ingin ending yang biasa-biasa saja!
Benar!

Lihatlah disini aku penuh luka!
Berdarah!
Kau mungkin tak tahu apapun itu!
Ini mungkin berbekas!
Oh ya? ya! aku takkan bimbang sedikitpun juga
Aku mulai membencimu saat ini juga sayang!
Tidak!
Aku tidak membencimu.
Hanya saja aku terluka. Parah!

Dan kini, entahlah!
Semua melihat! Semua tertawa padaku!
Garang!

Dan disini, didepan hembusan angin Danau Singkarak
Aku duduk sendiri
Merenung nasib. Benar-benar merenung.

Aku gila? Atau sebaliknya?
Aku masih waras uda..
Hanya saja kedewasaan itu benar belum tampak
Belum tampak sisinya
Belum tampak kebenarannya
Ya. benar-benar belum dewasa.

Oh.. inikah danau cinta?
Cinta? tidak!
Sayang? Iya!
Aku limbung. Tak tahu harus memulai dari mana

Uda.. oh uda!
Begini rasanya. Benar-benar bingung aku dibuatnya
Aku sayang uda.
Benar-benar aku yang dibuat gila saat ini
Gila? Oh tidak!  jelas bukan!

Beginilah! jika pikiran benar-benar terusik
Akupun bingung sendiri
Kau atau diriku yang memulai?
Sama-sama.

Lihatlah angin berhembus di tepian Danau Singkarak
Mengalun merdu. Rinduku terbawa angin.
Aku jelas-jelas terpuruk dalam kenyataan.
Impian semu tak berwujud
Masihkah ada aku dimatamu?
Atau hanya segurat kecewa?
Dan muka memelas penuh amarah bergelora
Aku dan saat ini juga. –bimbang
Bertanyalah pada tepian Danau Singkarak!


Tepian Danau Singkarak, 16  juni 2012


How good life is when you do something good and greatful!