This is a story of classical motivation by Sepri Ayu Flow.With tears, from both my eyes and my heart, while remembering that story, i want to dedicated for all of you! Hands that touch me. Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.netBlinkie Graphics Generator at TextSpace.net @AyuFloww's Update: puisi_sajak

Sabtu, 13 Agustus 2011

puisi_sajak

Sajak sajak Emily Dickinson

~>lahir 10 Desember 1830 di Amherst ,Amerika serikat .Ia merupakan penyair perempuan Amrik yang sangat berpengaruh di abad 19.Diterjemahkan oleh Edo Virama Putra dari antology American literature.

JSebuah kitab

Tiada bahtera seperti kitab

Mengantar kita jauh,

Pun jalan bagaikan sebuah halaman

Sajak berjingkrak-jingkrak.

Lintasan ini mungkin paling sulit dilewati

Tanpa himpitan cukai

Betapa hemat kereta pertempuran

Beruang itu jiwa manusia!

JAmbisi tak mampu menemukan lelaki

Ambisi tak mampu menemukan lelaki

Cinta pun tak mengenal

Betapa ikatan tidak jua dimana pun

Berbaring dI antara mereka sekarang.

Kemarin,tidak dibedakan!

Sekarang unggul

Selama kita saling mengasah,keabadian!

Jcahaya dimusim semi

Cahaya dimusim semi

Tak hadir ditahun ini

Mungkin dilain waktu

Ketika maret muncul pun langka

Warna berdiri menebar

Dibukit sunyi

Ilmu itu tak mampu menyusul,

Tapi manusia merasa alami.

Ia menanti di halaman rumput;

Ia muncul di pohon terjauh

Di lereng terjauh kita mengenal;

Ia hampir berujar padaku.

Kemudian,bagaikan langkah cakrawala,

Atau siang menjauh,

Tanpa formula bunyi,

Ia berlalu,dan kita tinggal:

Hilang kualitas

Mengharukan isi hati kita,

Ibarat perniagaan melanggar batas tiba tiba

Pada sebuah sakramen.

Jke surga!

Ke surga!

Aku tak tahu kapan

Do’a tak menyuruhku bagaimana!

Sungguh aku terlalu heran

Untuk memikirkan jawabanmu!

Ke surga!

Batapa suram kedengarannya!

Dan belum di wujudkan

Seyakin jemaat pulang ke rumah di malam hari

Pada pelukan tuhan!

Barangkali kau ke surga jua!

Siapa tahu?

Jika kau kesana pertama

Simpanlah sedikit jarak untukku

Mendekatlah di antara dua diriku

Jubah terkecil cocok untukku

Dan secuil “mahkota”

Ketahuilah kita tak peduli pada pakaian

Bila kita pulang keasal

Aku bahagia tak mempercayainya

Bagi yang menghentikan nafasku

Dan aku ingin melihat sejenak

Pada bumi yang begitu aneh!

Aku bahagia mereka benar percaya

Yang tak pernah aku temukan

Sejak musim gugur sore itu

Aku tinggalkan mereka di tanah.

Jdatanglah perlahan

Datanglah perlahan,

Ketaman firdaus

Bibir bibir tak berucap padamu.

Malu,isaplah melatimu,

Seperti lebah pingsan,

Menjangkau bunga terakhirnya,

Di sekitar dengung dengung bilik perempuan ,

Menghitung nektarnya-berseri-seri,

Dan hilang pada balsem!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

τнäиκ чöü for чoυя ςomment īη thīs site αnϑ ϑont forgεt to shαre.
\(ˆ▽ˆ)/

How good life is when you do something good and greatful!