This is a story of classical motivation by Sepri Ayu Flow.With tears, from both my eyes and my heart, while remembering that story, i want to dedicated for all of you! Hands that touch me. Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.netBlinkie Graphics Generator at TextSpace.net @AyuFloww's Update: Cerpen : Bersepeda dengan Kakek

Minggu, 14 Oktober 2012

Cerpen : Bersepeda dengan Kakek


Bersepeda dengan Kakek
Oleh: Sepri Ayu Flow.

Senja sudah berganti malam. Bintang-bintang mulai bersinar terang di angkasa. Sepasang kelelawar terbang di langit, mungkin mereka akan mencari makanan malam ini. Kakek sedang menikmati secangkir kopi di teras rumah ditemani Nenek, sedangkan aku sendiri masih asyik melamun dijendela kamar. Merenung tak jelas. Udara malam berhembus perlahan. Dingin mulai menyeruak keseisi kamar. Tapi, aku tak menghiraukan segalanya. Aku tak takut terserang flu atau masuk angin kerena kelamaan berangin-angin malam. Aku masih asyik melamun sendirian.
Besok teman-temanku pergi berlibur dengan keluarganya. Mereka akan pergi bertamasya. Ada yang ke kebun teh, ke wahana permainan, mengunjungi Kakek dan Nenek mereka, dan masih banyak lagi. Teman-teman bercerita panjang lebar kemarin kepadaku mengenai liburan mereka tersebut. Aku sendiri, tidak tahu akan kemana. Yang jelas aku tidak berlibur. Aku hanya di rumah bersama Nenek dan Kakek.
“Kreekk!”
Pintu kamar terbuka. Spontan aku tersadar dari lamunan. Kakek sudah berdiri didepan pintu dengan segelas susu hangat.
“Kamu sedang apa Dimas?”
Kakek mendekati meja belajar untuk meletakkan segelas susu hangat tersebut. Aku belum beranjak dari jendela kamar. Masih asyik melihat-lihat langit malam.
“Hanya melihat keindahan malam diluar Kek”
Kakek tak segera keluar dari kamarku, beliau mendekatiku yang sedang berdiri didekat jendela kamar.
“Kamu sedang memikirkan apa Cu?”
Aku segera beranjak dan pergi duduk dikasur tempat tidur. Kakek terlihat heran dengan perlakuanku yang tidak seperti biasanya.
“Kek.. Teman-teman Dimas semuanya pergi liburan. Dimas juga ingin liburan..”
Aku masih menunduk. Kakek tersenyum mendengar penuturanku itu. Kemudian Kakek duduk disebelahku dan mengelus rambutku seperti biasanya.
“Kamu ingin liburan kemana?”
“Kemana aja Kek! Yang penting Dimas ingin keluar.. Dimas bosan di rumah terus”
“Ya sudah.. Besok pagi jam sembilan kamu harus beres-beres. Kita akan bersepeda!”
Aku tercengang mendengar penuturan Kakek tersebut. Bersepeda? Aku akan bersepeda dengan Kakek? Wah! Pasti sangat menyenangkan!
“Benar Kek?? Kita akan bersepeda??”
Kakek tersenyum melihat raut wajahku yang sudah berubah karena kesenangan.
“Iya! Ya sudah.. Sekarang kamu minum dulu susu yang Kakek bawakan itu dan tidur setelahnya! Eits.. jangan lupa berdoa sebelum tidur!”
“Iya kek! Pasti! Terima kasih ya Kek!”
Kakek bangkit dan beranjak pergi sembari menutup pintu kamar.
Aku baca Bismillah dan aku minum susu hangat yang di buatkan kakek tadi. Rasanya nikmat sekali. Hari ini aku sangat senang. Besok, aku akan bersepeda dengna Kakek! Pasti sangat menyenangkan! Bersegera aku menutup jendela dan pergi berwudhu’. Tak lupa pula membaca doa sebelum tidur. Aku tak sabar menunggu hari esok akan datang.
*
Aku sudah selesai sarapan pagi bersama Nenek dan Kakek. Hari ini masakan Nenek sangat lezat. Ayam goreng dan sayur bayam. Aku makan bahkan sangat lahap sekali karena rasanya yang enak.
“Dimas? Bagaimana? Kamu sudah siap?”
“Sudah Kek!”
Kemudian Kakek mengeluarkan sebuah sepeda dari gudang. Sepeda ontel!
“Wah! Jadi selama ini Kakek menyimpannya di gudang?”
“Iya Cu! Bagaimana? Masih bagus kan?”
“Iya Kek!”
Kakek mengelap sepedanya terlebih dahulu. Setelah bersih barulah kami bersiap-siap memacu kendaraan roda dua ini.
“Hei! Tunggu..”
Nenek keluar dari rumah sangat terburu-buru.
“Ini Dimas! Bekal untuk kamu dan Kakek!”
Ternyata Nenek menyiapkan bekal untuk aku dan Kakek. Roti isi dan minuman ringan.
“Wah Nenek.. Terima kasih sudah menyiapkan ini!”
“Iya.. Selama diperjalanan kamu dan Kakek tentunya haus dan lapar!”
Kemudian Kakek dan aku pamit kepada Nenek sembari melambaikan tangan. Sepeda melaju perlahan. Kakek sangat hebat. Umur kakek sudah 60 tahun-an masih sanggup mengayuh sepeda ditambah lagi dengan berat badanku ini.
Kami melaju melewati kebun kacang kedelai yang terhampar luas. Melewati sungai yang mengalir tenang dengan ikan-ikan kecilnya. Udara sangat sejuk membelai kulit. Kakek masih sanggup mengayuh sepeda sejauh ini. Aku sangat kagum dengan Kakek!
Selama diperjalanan, aku juga sering bertanya dengan kakek, kakekpun senantiasa menjawab pertanyaanku itu. Kami juga bercanda dan tertawa.
Sampailah kami disebuh bukit. Sepeda diparkir oleh Kakek. Aku mengeluarkan isi bekal tadi. Roti isi dan minuman ringan. Aku dan Kakek duduk disebuah batu besar sambil menikmati bekal kami. Dari atas batu besar ini, aku bisa melihat desaku. Rumah-rumah terlihat kecil. sawah-sawah menghijau seperti lapangan bola kaki.
Setelah makan dan menikmati pemandangan yang terbentang, kami sepekat untuk pulang. Minggu depan, aku dan Kakek sepakat untuk bersepeda lagi mengitari tempat yang lain. Hari ini aku bahagia, aku tidak lagi memikirkan tentang liburanku. Bersepeda dengan kakek juga sangat menyenangkan.
Kakek mengayuh sepeda. Selama perjalanan pulang kami juga bernyanyi-nyanyi.

Kring..kring bunyi sepeda..
Sepedaku roda dua…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

τнäиκ чöü for чoυя ςomment īη thīs site αnϑ ϑont forgεt to shαre.
\(ˆ▽ˆ)/

How good life is when you do something good and greatful!